Jesus answered, "I am the way and the truth and the life! without me, no one can go to the Father" Tuhan, ajar kami untuk tetap setia akan kebenaran FirmanMu.. Biarlah kami menjadi pribadi yang Takut akan Tuhan dan menghandalkan Engkau dalam segala hal dan ajarilah Kami untuk selalu bersyukur kepada Mu.

Jesus answered, "I am the way and the truth and the life! without me, no one can go to the Father" Tuhan, ajar kami untuk tetap setia akan kebenaran FirmanMu.. Biarlah kami menjadi pribadi yang Takut akan Tuhan dan menghandalkan Engkau dalam segala hal dan ajarilah Kami untuk selalu bersyukur kepada Mu.

Jesus answered, "I am the way and the truth and the life! without me, no one can go to the Father" Tuhan, ajar kami untuk tetap setia akan kebenaran FirmanMu.. Biarlah kami menjadi pribadi yang Takut akan Tuhan dan menghandalkan Engkau dalam segala hal dan ajarilah Kami untuk selalu bersyukur kepada Mu.

Jesus answered, "I am the way and the truth and the life! without me, no one can go to the Father" Tuhan, ajar kami untuk tetap setia akan kebenaran FirmanMu.. Biarlah kami menjadi pribadi yang Takut akan Tuhan dan menghandalkan Engkau dalam segala hal dan ajarilah Kami untuk selalu bersyukur kepada Mu.

Jesus answered, "I am the way and the truth and the life! without me, no one can go to the Father" Tuhan, ajar kami untuk tetap setia akan kebenaran FirmanMu.. Biarlah kami menjadi pribadi yang Takut akan Tuhan dan menghandalkan Engkau dalam segala hal dan ajarilah Kami untuk selalu bersyukur kepada Mu.

Sabtu, 20 November 2010

“Proses” itu tidak lama!


Terkadang ada beberapa hal yang mebuat kita terjatuh, seakan-akan kita merasa gak kuat untuk menghadapinya. Kita hanya bisa mengeluh, menangis dan berkata kepada Tuhan “ Tuhan kenapa Tuhan ijinkan saya menghadapi persoalan ini, saya gak kuat menghadapinya”. Ketahuilah Tuhan gak pernah memberikan kita cobaan melebihi kekuatan kita. Tujuan Tuhan memberikan kita cobaan adalah Tuhan mau membentuk karakter dalam hidup kita (Yeremia 18:4). Ketika Tuhan membentuk kita merupakan sebuah proses, dan masa dimana Tuhan membentuk kita sangat tidak enak.
Saya sangat suka dengan ilustrasi yang mengisahkan proses yang dialami sebuah cangkir yang indah. Untuk dapat membuat cangkir yang sangat Indah perlu melalui proses yang sangat sulit. Ketika dalam proses pembuatannya, cangkir tersebut dibanting, dipukul-pukul oleh pengrajin hingga di masukkan kedalam tungku pemanasan yang sangat panas untuk memperoleh hasil yang sangat indah dan memiliki karya seni yang tinggi. setelah cangkir itu selesai dibentuk maka cangkir tersebut akan ditempatkan di tempat yang indah pula. Seandainya pada saat dibentuk cangkir dapat berteriak kesakitan lalu pengrajin itu mendengarkan teriakannya dan berhenti untuk membentuknya, maka cangkir tersebut tidak akan bernilai apa-apa. Begitu pula dengan diri kita. Terkadang Tuhan ijinkan kita mengalami hal yang sulit dalam hidup kita, Tuhan ijinkan kita terjatuh, tuhan ijinkan kita kecewa karna gak bisa jadi seperti yang kita inginkan, dipecat dari sebuah pekerjaan, kegagalan bisnis, kandasnya sebuah hubungan, permasalahan seputar study, dll. Banyak dari kegagalan dan kehilangan merupakan jembatan menuju diperolehnya hal yang jauh lebih baik dari yang pernah Anda harapkan. Namun sayangnya banyak orang yang ikut kandas dengan sebuah kegagalan dan kehilangan, dan berlarut-larut dengan hal tersebut. Beberapa bahkan memendam rasa bersalah hingga perasaan dendam, sehingga menutup diri untuk mendapatkan hal yang lebih baik yang mungkin telah dekat dengan dirinya.

Ketika kita dalam situasi sepert ini, sangat sulit buat kita untuk mengucap syukur dan bangkit lagi. Tanpa kita sadari, semua itu hanyalah sebuah proses yang tidak berlangsung lama, sebuah proses untuk membentuk kita menjadi baik bahkan lebih baik. Tuhan ingin ketika kita menghadapi persoalan kita datang kepada Tuhan berserah kepadaNya dan menyerahkan persoalan tersebut kepadaNya dan biarlah Tuhan yang menyelesaikan dengan cara Tuhan. Ketahuilah bahwa setiap kejadian kehidupan selalu ada pelajaran untuk mencapai kesempurnaan. ”There some losses that are actually a big gifts”.

Namun pada akhirnya proses itu akan berakhir dan kita akan melihat karya Tuhan dalam hidup kita. ketika kita telah berhasil menjalani proses tersebut, Tuhan akan menepatkan kita ditempat yang lebih baik, bahkan yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Tuhan akan memulihkan kehidupan kita lebih baik dari sebelumnya, Tuhan akan mengangkat kita naik dan bukan turun (2 Timotius 2:1, 25).

Perlakukanlah kegagalan dan kehilangan Anda sebagai jalan pintas untuk mendapatkan segala sesuatu yang lebih baik! Keep the open mind & optimism!

Kamis, 18 November 2010

Pacaran Bagi Anak-anak Tuhan


Dari segala kejadian dalam hidup ini, jatuh cinta mungkin merupakan hal yang paling indah dan menyenangkan. Bila seseorang sedang jatuh cinta, ia akan merasa seperti sedang berjalan diatas awan, semua terlihat menjadi lebih indah, lebih menyenangkan, lebih mudah, dan seakan-akan segala hal dapat ditanggungnya.

Lain halnya dengan pacaran. Pacaran merupakan tahap selanjutnya atau mungkin salah satu tindak lanjut dan wujud nyata dari sebuah perasaan yang dinamakan jatuh cinta tersebut. Banyak cerita indah yang bisa kita dengar, kita baca atau bahkan kiat tonton di film-film tentang pacaran. Tapi pada kenyataan pacaran tidak selalu indah dan manis. Dalam film-film sering diperlihatkan bahwa cinta mampu mengalahkan segalanya dan cinta akan selalu menang. Tapi apakah benar demikian dalam kehidupan nyata?

Tulisan berikut ini akan membawa kita lebih dalam dan lebih serius berpikir tentang pacaran, khususnya bila kita hubungkan dengan iman Kristiani. Karena kita tahu bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan dengan tujuan yang mulia dan sempurna. Namun pada kenyataannya banyak anak-anak Tuhan yang sering jatuh imannya karena masalah pacaran ini dan yang lebih menyedihkan, mereka menjadi batu sandungan bagi orang-orang disekitarnya.

Ada banyak anak remaja menganggap pacaran hanya sekedar untuk mengisi waktu luang, tanpa alasan dan pengertian yang benar tentang pacaran itu sendiri. Menurut Pdt. Gilbert Lumoindong dalam khotbahnya mengatakan bahwa, sesungguhnya berpacaran adalah satu persiapan menuju pernikahan. Jadi orang yang berpacaran artinya orang tersebut sedang mempersiapkan rumah tangganya dan masa pacaran itu menjadi masa yang paling penting untuk kelangsungan rumah tangga di masa datang.

Lalu apa yang Tuhan harapkan dari anak-anakNya? Pacaran yang seperti apa yang indah dimata Tuhan? Apa inti dan maksud dari pacaran yang sesungguhnya? Dan apa yang Alkitab ajarkan tentang hal ini? Dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya. Yang pasti jatuh cinta adalah normal dan pacaran tidaklah dosa.

1. Mengapa Berpacaran?

Seringkali bila seseorang sedang jatuh cinta maka orang itu akan berkata, “Oh dia begitu menarik, dia begitu cantik, saya sungguh jatuh cinta kepadanya. Saya ingin cepat-cepat lulus kuliah dan menikah dengannya.” Tetapi Alkitab mengatakan nantikanlah Tuhan dan segala sesuatu terjadi indah pada waktunya. Karena terlalu terburu-buru seringkali orang gagal dalam berpacaran dan lebih parahnya lagi gagal dalam rumah tangga.

Bila kita baca dalam Alkitab dari kitab Kejadian hingga Wahyu, kita tidak bisa menemukan kata pacaran. Pacaran tidak pernah tercantum dalam Alkitab. Lalu apakah pacaran Alkitabiah?


Persiapan berumah tangga

Dalam Matius pasalnya yang pertama kita bisa baca kisah antara Maria dan Yusuf yang telah bertunangan. Kenapa Alkitab menuliskan bertunangan? Dalam hal ini Alkitab ingin menekankan satu hal bahwa hubungan tersebut sangatlah serius. Mereka sedang mempersiapkan diri menuju pernikahan. Jadi sesungguhnya bisa saja kita berkata, pacaran itu tidak perlu.


Kita tidak bisa berkata kalau tunangan lebih serius sedangkan berpacaran tidak serius. Bila begitu perbedaannya maka anak-anak Tuhan bisa menjadi batu sandungan bagi orang lain, karena mereka pacaran-putus-ganti, pacaran-putus-ganti, sehingga tidak bisa menjadi kesaksian dalam hidupnya. Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa kalau seseorang sudah bertunangan maka ia tidak bisa putus, ini pun tidak benar. Orang yang telah bertunangan masih tetap bisa putus. Jadi bisa kita liat batas yang sangat-sangat tipis antara pacaran dan tunangan. Tapi yang terpenting adalah bahwa pacaran tidak lebih sedikit kadar keseriusannya dari tunangan. Sehingga kita bisa katakan bahwa pacaran pun merupakan persiapan menuju rumah tangga. Pertanyaannya apa yang perlu dipersiapkan dalam masa pacaran?

- Pengertian yang jelas dan benar tentang pernikahan. Ini bukan sekedar kesenangan tubuh, kepuasan seksual, tapi ini merupakan rencana Tuhan. Kejadian 2:18 mengatakan bahwa manusia tidak bisa hidup seorang diri.- Mengenal pasangan kita. Kitalah yang akan hidup seumur hidup dengan pasangan kita. Matius 19:6 mengatakan apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh dipisahkan oleh manusia. Jangan sampai setelah kita menikah, kita baru menyesal, “Akh kenapa saya mau sama dia?” atau yang lebih aneh lagi bila kita sampai berkata, “Kalau saya tau dia seperti itu, maka saya tidak mau menikah dengannya.” Kalau kita tidak mau hal tersebut terjadi, maka selama pacaran inilah kita harus mengenal baik-baik seperti apa pasangan kita. Bukan mengenal bentuk tubuhnya, tetapi mengenal sifat dan pribadinya baik yang positif maupun yang negatif.

2. Tanggung Jawab dan Kedewasaan

Kejadian 24:1 dan 4 menuliskan: Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya….Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan mengambil seorang isteri untuk anakku Ishak. Dikatakan disini bahwa Abraham telah tua, bisa kita bayangkan bahwa Ishak telah dewasa.

Apa itu dewasa? Banyak anak remaja mengatakan, “Saya kan sudah 17 tahun, maka saya sudah dewasa, saya boleh berpacaran.” Pdt. Gilbert Lumoindong mengatakan bahwa dewasa tidak ditentukan oleh umur. Jadi apa sebenarnya yang disebut dewasa?


2.1. Bisa Membedakan Benar dan Salah

Dewasa itu artinya bila seseorang sudah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sehingga ia tidak mudah goyah dalam menghadapi masalah dan cobaan. Ia pun tidak bisa tertipu dengan kata-kata manis, “Ayolah toh tidak masalah kita berhubungan seks dalam masa pacaran, kan saya yang akan menikah dengan kamu nantinya.”

Karena belum dewasa dan tidak ada tanggung jawab maka seringkali kita temukan banyak anak-anak muda yang harus menikah karena ‘kecelakaan’. Dan banyak pula pasangan-pasangan muda yang menikah sudah tidak lagi dalam keadaan yang kudus. Ini semua karena ia tidak tahu mana yang baik dan mana yang salah, yang ada dipikirannya hanya apakah itu menyenangkan atau tidak. Seorang yang dewasa tidak akan bisa tertipu, walaupun itu menyenangkan tapi bila itu tidak benar, maka ia berani berkata TIDAK.

2.2. Bukan Hanya Diperhatikan tetapi Memperhatikan

Bila hidup kita hanya ingin mengharapkan perhatian dan perhatian, maka apa yang terjadi? Disini penyebabnya kenapa orang pacaran-putus-ganti, pacaran-putus-ganti, karena bila disini ia diperhatikan maka kasihnya akan beralih kepada orang yang memberi perhatian.

Ada kalanya pasangan kita sibuk dengan urusan tertentu, lalu kita merasa kurang diperhatikan lagi. Tiba-tiba muncul orang lain yang bisa memberi perhatian lebih dari pasangan kita. Maka kita akan kembali jatuh cinta pada orang yang memberi perhatian itu. Ini bukti dari ketidakdewasaan, bukti kekanak-kanakan. Dia hanya mengikuti kesenangan hatinya saja. Orang yang dewasa tidak hanya ingin diperhatikan tetapi juga harus memperhatikan.

2.3. Bertanggung Jawab

Orang yang dewasa adalah seorang yang memiliki tanggung jawab. Tanggung jawab dalam arti bahwa dia sadar bahwa ia punya tugas. Bila ia seorang pelajar, maka ia tau tugasnya yang utama adalah belajar. Sehingga pacaran tidak akan mengganggu aktivitasnya sebagai pelajar. Ada orang yang masuk dalam masa pacaran maka pelajaran menjadi berantakan, hidupnya jadi tidak teratur lagi dan tidak ingat tugasnya. Ini juga ciri dari orang yang belum dewasa.


Jadi sungguh jelas bahwa orang yang berpacaran harus memiliki sifat kedewasaan dan tanggung jawab.


3. Prinsip-prinsip Berpacaran

Dalam menentukan teman hidup kita bekerjasama dengan Allah. Allah telah menyediakan bagi kita seorang teman hidup yang sesuai dengan rencanaNya. Tetapi untuk mengetahui orang seperti apa yang Tuhan akan berikan kepada kita, maka kita harus tahu prinsip-prinsip dasar dalam memilih pacar yang berkenan di hadapan Tuhan. Prinsip ini harus kita pegang teguh, jangan sampai kita menjadi ragu-ragu dan mulai bingung apakah kita mau berpacaran dengan si A atau dengan si B. Banyak hal yang harus kita perhatikan dalam memilih pacar.

3.1. Seiman dan Seimbang

2 Korintus 6:14 menuliskan: Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang yang tidak percaya. Hal ini sangat penting sekali untuk diingat oleh setiap anak Tuhan. Kita harus berani berkata tidak dengan orang yang tidak seiman. Mengapa harus seiman? Karena dalam keluarga Kristiani, Kristuslah yang menjadi kepala dalam keluarga. Dengan dasar iman kita banyak membuat keputusan. Contoh yang sangat mudah, bila suatu saat kita dipecat dari pekerjaan. Orang beriman akan datang kepada Tuhan dan berdoa, tetapi orang tidak beriman bisa sampai bunuh diri karena putus asa. Kita sebagai anak Tuhan tidak bisa selalu sejalan dengan yang bukan anak Tuhan, maka akan terjadi banyak masalah di kemudian hari.

Seringkali orang berkata, “Ya nanti saya injili dia.” Hati-hati dengan hal ini, bila kita tidak kuat bisa-bisa kita yang mundur dari Tuhan. Jangan pakai pacaran sebagai media untuk penginjilan. Hal itu sangat beresiko tinggi.

Lalu apa yang dimaksud dengan seimbang?

Seimbang disini berarti pasangan kita sama-sama punya kerinduan untuk bertumbuh di dalam Tuhan. Karena sekarang ini banyak sekali orang Kristen KTP. Orang Kristen KTP bukanlah orang Kristen yang sungguh-sungguh, jadi hampir sama saja dengan orang yang bukan Kristen dan akhirnya kita akan menemukan masalah-masalah yang sama seperti bila kita berpacaran dengan orang yang tidak seiman.


3.2. Pakailah Akal Sehat

Kejadian 24:14 menulis demikian: Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum; dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu.Ayat ini memperlihatkan bahwa Eliazar, hamba Abraham yang mendapat tugas mencarikan isteri untuk Ishak memakan akal sehatnya. Ia mencari seorang wanita yang baik, yang rajin bekerja, yang mau menolong dan murah hati.

Orang bilang “Love is blind”. Hal ini tidak berlaku buat anak-anak Tuhan. Justru dalam masa pacaran kita harus mengenali pasangan kita dengan sungguh-sungguh. Kita buka mata kita terhadap semua sifat-sifat pasangan kita baik itu yang positif maupun yang negatif. Bila kita pakai prinsip “Love is blind” maka kita tidak boleh bersedih bila nanti kita baru tau bahwa pasangan kita malas luar biasa. Jangan sampai kita harus mencucurkan banyak airmata hanya karena kalimat “Love is blind” ini.


3.3. Membangun Kerohanian Kita

Hal yang satu ini seringkali terlupakan oleh kita. Padahal banyak sekali orang yang setelah berpacaran malah lupa sama Tuhan. Malam minggu yang biasanya datang ke persekutuan pemuda remaja, maka setelah punya pacar selalu bisa ditemui di bioskop atau di mall bersama pacarnya.

Allah menciptakan Hawa untuk melengkapi Adam, sehingga mereka berdua bisa saling memebantu dan menopang hingga menjadi pribadi yang serupa dan segambar dengan Allah. Jadi perlu kita teliti, apakah pacar kita bisa membawa kita semakin dekat kepada Allah atau justru malah menjauh dari Allah?


3.4. Hidup Kudus

1 Tesalonika 4:3 mengatakan: Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan. Percabulan bukan dosa terhadap orang lain tetapi terhadap diri sendiri (1 Korintus 6:18). Masalah ini sudah sempat dibahas sedikit di bagian sebelumnya. Bahwa hubungan seks hanyalah untuk pasangan suami isteri yang telah diberkati Tuhan dalam pernikahan kudus.

Lalu mulai muncul pertanyaan-pertanyaan, “Kalau begitu sampai dimana kami boleh berpacaran? Pegangan tangan boleh tidak? Pelukan boleh tidak? Ciuman bagaimana?”Alkitab tidak menuliskan secara hurufiah apakah pegangan tangan, pelukan atau ciuman itu berdosa atau tidak. Tetapi kita berpegangan tangan itu atas dasar dorongan seksual. Ada keinginan untuk menyentuh pasangan kita. Dan suatu saat pegangan tangan tidak cukup, maka mulai berpelukan. Hingga satu saat berpelukan pun tidak cukup, mulailah ciuman. Dan si Iblis sudah menunggu di dekat kita, siap menangkap kita dalam dosa hubungan seks diluar nikah.

3.5. Atas Seijin Orang Tua

Efesus 6:1 menuliskan: Hai anak-anak taatilah orangtuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Atas dasar takut akan Tuhan, kita harus mentaati orang tua kita. Bila orang tua kita saja tidak memberkati hubungan kita apalagi Tuhan yang Maha Kudus?

Banyak sekali anak-anak Tuhan yang berpacaran tanpa seijin orang tua. Hal ini akan sangat menyakitkan di kemudian hari. Bila seandainya toh ternyata benar bahwa pilihan kita tidak benar, maka kita akan merasa bersalah, menyesal dan malu. Kita sudah menentang orang tua dan ternyata hidup kita pun tidak bahagia. Bagi pasangan yang mempunyai masalah dengan orang tua, hendaklah mereka berdoa bersama kepada Tuhan. Tuhan akan bekerja melembutkan hati orang tua kita, bila memang Tuhan berkenan atas hubungan kita tersebut.


3.6 Jangan Manipulasi Rohani

Hal ini banyak terjadi pada waktu belakangan ini. Tiba-tiba seseorang menghampiri diri kita dan berkata, “Kata Tuhan, kamulah pasangan hidup saya.” Jangan sampai kita menggunakan cara ini untuk menarik perhatian seseorang. Dan kita pun jangan mudah percaya dengan kalimat yang menyejukkan ini. Karena hal ini sangat jarang terjadi. Pada umumnya pacaran adalah proses, bukan dalam sekejap “Kata Tuhan...”Dengan bijaksana kita harus datang kembali kepada Tuhan untuk menanyakan hal tersebut dan kembali mengecek ulang prinsip-prinsip lainnya yang sudah dituliskan diatas. Dan yang terpenting pula adalah bahwa kita pun harus bisa mengasihi pasangan kita. Jangan kita berpacaran karena kasihan, karena simpati atau karena manipulasi rohani diatas.


Diatas segala prinsip-prinsip ini, kita harus sabar menantikan waktu Tuhan. Jangan tergesa-gesa dalam berpacaran dan awali segala sesuatu dengan doa, termasuk dalam memilih teman hidup. Karena rumah tangga bisa menjadi sorga buat kita namun ia pun bisa menjadi neraka buat kita.- "Jodoh dari Tuhan" [Andryonald Ando.Com]

Minggu, 31 Oktober 2010

Lilin Kecil


Ada sebuah kisah tentang lilin kecil yang dibawa oleh seorang pria menaiki tangga yang cukup tinggi, menuju sebuah menara. Di dalam perjalanan mereka menaiki tangga tersebut, sililin kecil bertanya Kepada pria yang membawanya, "Kita hendak kemana?"

"Kita akan naik lebih tinggi dan akan memberi petunjuk Kepada kapal-kapal besar di tengah lautan yang luas."

"Apa? Mana mungkin aku bisa memberi petunjuk Kepada kapal-kapal besar dengan cahayaku yang sangat kecil? Kapal-kapal besar itu tidak akan bisa melihat cahayaku," jawab lilin kecil lemah.

"Itu bukan urusanmu. Jika nyalamu memang kecil, biarlah. Yang harus engkau lakukan adalah tetap menyala dan urusan selanjutnya adalah tugasku," jawab pria itu.

Tidak lama sampailah mereka di puncak menara dimana terdapat lampu yang sangat besar dgn kaca pemantul yang tersedia di belakangnya. Pria itu menyalakan lampu besar dengan memakai nyala lemah si lilin kecil. Dalam sekejap, tempat itu memantulkan sinar yang terang benderang sehingga kapal-kapal yang ada di tengah laut melihat cahayanya.

Dengan keberadaan dan keterbatasan kita, memang kita tidak akan sanggup melakukan sesuatu yang berarti. Tetapi satu hal yang harus anda ingat, bahwa hidup anda seumpama "lilin kecil"yang ada di tangan Allah yang perkasa. Segala kemampuan dan keahlian anda hanya akan tetap seperti nyala lilin kecil jika anda tidak menaruh hidup anda di dalam tangan Allah untuk Ia pakai menjadi alatNya yang mulia.

Sebaliknya walaupun nyala anda sangat kecil bahkan mungkin redup, tapi jika Anda mempercayakan seluruh keberadaan anda kepada Allah, maka Ia sanggup menjadikan nyala kecil anda menjadi nyala besar yang membawa manfaat besar bagi banyak orang.

Bahkan bukan tidak mungkin Yosua yang adalah abdi Musa itu merasakan sedikit gentar di dalam hatinya ketika Allah memerintahkan kepadanya utk memimpin bangsa Israel merebut tanah Kanaan. Allah menghibur dan menguatkan dia bahwa Allah tidak akan meninggalkannya. Allah menjanjikan kemenangan demi kemenangan bagi dia.

Allah hanya meminta kepadanya, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu dan jangan menyimpang dari seluruh hukum yang telah diperintahkan Kepadamu" (Yosua1:7)

Jangan memandang ketidakmampuan, keterbatasan, dan kelemahan anda. Jika Allah mempercayakan sesuatu Kepada Anda entah itu suatu pekerjaan besar ataupun suatu pelayanan, percayalah bahwa Anda ada di tangan Allah yang perkasa. Dia akan memakai anda sesuai kehendakNya. Kita hanyalah sebagai alatNya.

Ketika kita mempercayakan seluruh keberadaan kita kepada Allah, maka anda akan melihat bagaimana Ia memakai hidup Anda dan tidak mustahil keterbatasan Anda menjadi berkat yang besar! (TDmail)

Cara Tuhan Menjawab Doa (FULL INSPIRASI)


Ada seorang tentara Amerika yang melayani Tuhan berdiri di pinggir jalan untuk mencari tumpangan ke kota Chicago di Illinois.

Sebenarnya perbuatan "hitchhiking" ini melanggar hukum dan sangat berbahaya,tetapi tidak ada alternatif lain bagi tentara ini kecuali melakukan hal itu.Tiba-tiba sebuah limousine (mobil Cadillac panjang yang pintunya di tiap sisi ada empat buah itu) warna hitam menghampiri tentara itu dan memberikan tumpangan. Tentara dan pemilik limousine tersebut saling berkenalan (siapa namanya, asalnya dari mana, kerja di mana, dsb) dan tiba-tiba Roh Kudus membisikkan dalam hati tentara ini untuk membagikan berita mengenai keselamatan di dalam Kristus kepada pemilik limousine ini.

Tentara itu menolak bisikan Roh tersebut, karena pikirnya, masakan saya habis melanggar hukum tiba2 memberitakan Kristus, dan terlebih lagi karena tentara ini TAKUT dipukuli pemilik limousine ini dan diturunkan di tengahj alan. Tapi bisikan Roh Kudus tersebut sedemikian kuat sehingga tentara ini tidak tahan lagi dan berkata kepada pemilik limousine ini,

"Pak... boleh nggak saya menanyakan masalah pribadi?"

"Oh, boleh saja," jawab Bapak ini,

"Pertanyaan apa?"

"Kalau misalnya Bapak meninggal dunia besok pagi, Bapak kira-kira akan masuk surga atau masuk neraka?"

"Kamu tahu nggak?" jawab Bapak ini, "Sesaat sebelum saya memberimu tumpangan, saya juga tiba-tiba memikirkan hal itu, dan saya pikir kalau saya mati besok, saya akan masuk neraka."

"Bapak mau nggak saya beritahu caranya masuk surga?" tanya tentara ini.

"Oh, tentu saja mau," jawab Bapak itu.

Tentara itu lalu mulai membagikan berita keselamatan mengenai Yesus Kristus dan menantang Bapak ini untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan danJuruselamat pribadinya. Bapak itu bersedia menerima Yesus, dan ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan mengajak tentara itu membimbing dia berdoa untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.

Air mata meleleh di pipi Bapak ini. Ia mengatakan, "kamu tahu nggak? Malam ini kamu sudah melakukan hal yang sangat besar bagi hidup saya, saya nggak akan pernah melupakan apa yang kamu sudah lakukan bagi hidup saya."

Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan dan sesampai Chicago, ketika tentara ini mohon diri (turun dari mobil), Bapak itu memberikan satu kartu nama sambil berkata, "Ketahuilah... hari ini anda sudah melakukan hal yang sangat penting dalam hidup saya. Kapan-kapan kalau main ke Chicago hubungilah saya di alamat ini." dan tak lama kemudian mereka berpisah.

Waktu lima tahun sudah berlalu dan tentara ini kemudian kembali berkunjung ke kota Chicago, dan ia ingat akan kartu nama yang diberikan oleh Bapak pemilik limousine ini kepadanya. Tentara ini ingin tahu kabar mengenai Bapak tersebut, dan ia datang ke alamat yang tertera di kartu nama tersebut, dania sampai ke sebuah gedung pencakar langit kantor pusat sebuah perusahaan raksasa di Amerika Serikat.

Ia memberikan kartu tersebut kepada satpam, dan satpam itu sangat terkejut dan bertanya, "Dari mana kamu dapatkan kartu ini?"

Tentara itu menjawab, "Yang empunya kartu itu sendiri yang memberikannya kepada saya."

sehingga satpam itu menjawab, "Kamu naik ke lantai paling atas, sampai sana belok kiri dan kamu tanya pada sekretaris yang ada di sana."

Tentara itu naik ke lantai paling atas dan memberikan kartu nama itu kepadas ekretaris yang ada di sana yang juga sangat terkejut, "Dari mana anda dapatkan kartu ini?"

Jawab tentara itu, "Wah... panjang ceritanya... tapi beliau sendiri yang memberikannya kepada saya."

"Bapak ini sekarang tidak ada di sini...apakah anda ingin bertemu dengan istrinya?"

"Boleh", jawab tentara itu, dan ia dipertemukan dengan istri Bapak itu yang adalah Presiden Direktur dari perusahaan raksasa tersebut.

"Dari mana kamu peroleh kartu ini?" tanya ibu (istri) tersebut.

Tentara itu menceriterakan ihwal pertemuannya dengan Bapak itu dan bagaimana Bapak itu menerima Yesus sebagai penyelamatnya.

Mendengar itu semua meledaklah tangis Ibu tersebut. Ia menceriterakan bahwa tak lama sesudah menurunkan tentara itu, limousine tersebut memperoleh kecelakaan yang sangat fatal yang menewaskan Bapak tersebut.

Ibu itu mengatakan bahwa bertahun-tahun ia berdoa supaya suaminya diselamatkan, dan ia mengira bahwa suaminya meninggal tanpa diselamatkan, sehingga ia begitu marah kepada Tuhan dan meninggalkan gereja dan pelayanannya.

Apa yang dilakukan oleh tentara itu adalah hal yang paling penting yang pernah terjadi dalam hidup Bapak itu, tetapi hal yang tidak kalah penting lagi ialah CARA TUHAN mengabulkan doa ibu itu.

Ibu itu sadar bahwa Allah BEKERJA di dalam doa2 yang disampaikannya TANPA memberitahu Ibu tersebut bahwa doanya TELAH DIKABULKAN TUHAN.


Dari kisah ini kita bisa belajar :

HARUSKAH Tuhan itu memberitahu kita apabila Ia bekerja dalam rangka mengabulkan doa-doa kita?

TIDAKKAH mata iman kita itu bisa melihat bahwa di balik doa yang SEPERTINYA tidak dikabulkan oleh Tuhan itu, TERNYATA Tuhan bekerja untuk mengabulkan doa2 kita?

Sedemikian cepatnyakah kita MENUDUH bahwa Tuhan itu tidak setia, Tuhan itu berbohong, Tuhan itu tidak menjawab doa-doa kita, dan Tuhan itu tidak berkenan atas doa-doa kita?

HARUSKAH Allah itu mengabulkan doa kita dengan cara yang SESUAI dengan cara yang kita sodorkan kepada Tuhan?

Apakah kita sudah sedemikian "dijangkiti" oleh "doa instan" yang "harus dikabulkan hari ini juga", "harus dikabulkan tahun ini juga" dan lain sebagainya?


GOD BLESS EVERYONE

Disadur dari catatan Naomi Eva.

Apartemen Lantai 60



Ada satu keluarga yang mengontrak rumah dan akhirnya membeli sebuah apartemen di lantai 60. Apartemen itu memakan waktu sangat lama dalam pembuatannya. Kemudian, tibalah hari yang dinanti. Apartemen dambaan telah jadi dan selesai dengan baik. Dengan semangat dan antusias mereka membawa banyak barang-barang untuk mengisi apartemen mereka.

Mereka membawa surat kabar, pakaian, mainan, makanan, kompor, lemari pakaian, tempat tidur, peralatan makan, televisi, alat musik, sabun, teropong, dan banyak sekali barang lain. "Nanti di atas, kita bisa nonton tv, main video game, masak terus makan masakan buatan sendiri, bisa bersantai sambil mendengarkan musik, bisa meneropong jauh, bersantai, mandi dulu, pokoknya enak deh..." demikian pikir mereka.

Sesampainya mereka di sana, mereka menemui developer. Ternyata, apartemen itu baru setengah jadi dan lift belum terpasang. Mereka sangat kecewa dibuatnya. Mereka ingin pulang ke rumah lama mereka, tapi kontrak mereka sudah habis. Dengan sangat terpaksa, mereka harus tetap naik ke atas sana dan tinggal di dalamnya menggunakan tangga darurat. Mereka naik membawa semua barang mereka menggunakan tangga darurat. tangga demi tangga dilalui, mereka terus maju dengan semangat membara.

Sesampainya mereka di lantai 25 mereka kelelahan, mereka makan dan minum dengan lahapnya. Lalu mereka melihat barang-barang mereka, semuanya utuh. Timbul sebuah pikiran untuk mengurangi barang bawaan mereka. Lalu mereka memutuskan untuk meninggalkan meja telepon dengan teleponnya. "Toh di atas kita tidak perlu telepon atau pesan apa-apa," demikian menurut mereka.

Di lantai 30 mereka tinggalkan baju, mainan dan lemari pakaian mereka. "Toh kita masih memakai baju." Lalu mereka terus melaju ke lantai 35, mereka masih mengeluh dan memutuskan untuk meninggalkan barang mereka lagi yaitu televisi dan radio serta compo. "Soalnya kita tidak perlu nonton tv, toh acara dan lagu-lagu yang kita punya itu-itu saja."

Teruslah mereka melaju sampai lantai 45, rasanya masih berat dan tidak menyenangkan. Maka mereka tinggalkan kompor dan bahan makanan yang mereka bawa. "Toh tadi masih kenyang makan banyak." Lalu, di lantai 55 teropong dengan tripod yang sangat besar mereka tinggalkan begitu saja. "Toh di atas mau lihat apa, belum jadi semua tower yang lain."

Sesampainya di lantai 60, mereka masuk dan menyadari yang mereka miliki hanya sebuah kasur. Tidak ada jalan lain, mereka hanya ingin tidur karena tidak ada pilihan lain.

And so.... what's the point? Mungkin Anda bingung kenapa perumpamaan ini sangat panjang. Perjalanan itu melambangkan kehidupan. Tiap lantai yang ada, melambangkan umur. Dan Anda adalah keluarga tersebut. Barang-barang tersebut adalah mimpi Anda, barang-barang tersebut adalah perlambang tindakan Anda.

Di umur 25 Anda mulai bekerja dan memutuskan untuk fokus pada pekerjaan Anda, tanpa sadar Anda telah mengeliminasi banyak sahabat potensial.

Di umur 30 Anda sudah tidak memperhatikan penampilan dan melupakan hobi Anda akibat sulitnya bersaing.

Di umur 35 Anda mulai melupakan kesenangan yang Anda dambakan di hari tua akibat kenyataan bahwa tabungan Anda tidak mencukupi.

Di umur 45 Anda berhenti makan makanan yang Anda sukai akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan di usia 25 yang mulai berdampak buruk di usia ini.

Di umur 55 Anda benar-benar melupakan keinginan menikmati hari tua dengan memandang indahnya hidup dengan menikmati apa yang Anda lewati, Anda mulai kuatir dengan masa depan anak Anda.

Di umur 60, Anda menyesal tidak banyak yang Anda dapat akibat tidak ada mimpi yang direalisasikan. Anda hanya ingin cepat tidur selamanya, karena Anda sudah tidak bisa lagi makan makanan enak, Anda tidak memiliki achievement yang bisa dibanggakan, Anda tidak punya siapapun yang menjadi sahabat Anda, Anda tidak bisa menikmati hobi Anda di masa muda, kesehatan badan mengkuatirkan.

Hidup cuma datang sekali. Jadi pastikan, Anda akan berjuang untuk mencapai mimpi-mimpi Anda! Jangan lepaskan, tapi usahakan. Jangan sampai kita kehabisan pilihan dalam menjalani hidup. Dreaming is a freedom, so free your dreams.

Kamis, 08 Juli 2010

Isi Hatiku..

2 Korintus 5:17

“Jadi siapa saja yang ada di dalam kristus, ia adalah ciptaan baru : yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

Aku adalah seorang yang haus akan kasih Tuhan, seorang yang sangat membutuhkan kasih dari pribadi yang hangat dan dapat mengerti aku.. Itulah kalimat yang paling tepat untuk menggambarkan diriku. Bertahun-tahun aku mencari pribadi tersebut namun sangat sulit untuk menemukannya di dunia ini. Hingga akhirnya suatu ketika aku mengalami begitu banyak cobaan bahkan aku merasa ini adalah hal yang sangat sulit untuk ku lalui seorang diri. Yang bisa ku lakukan hanyalah mencari ketenangan dan menuangkan isi hatiku di sebuah diary, namun hal itu tetap saja tidak dapat memberikan ketenangan bagiku. Yang selalu terngiang dipikiranku adalah aku butuh sahabat yang bisa mengerti aku dan selalu ada disampingku. Sejak SMA aku mempunyai seorang sahabat kami saling mempercayai satu sama lain namun ada satu hal yang tidak dapat ku percayakan kepadanya, yaitu hidupku.
Suatu ketika aku mempunyai kerinduan untuk pergi ke menara doa, disana aku bertemu dengan beberapa pendoa. Ketika itu kami berdoa dengan sungguh-sungguh dan kami sangat merasakan hadirat Tuhan hadir di tengah-tengah kami. Usai berdoa seorang pendoa berkata kepadaku aku mendengar suara yang berkata kada Desi “Aku mengasihimu!”. Sontak saja aku kaget dan dipenuhi rasa suka cita. Setibaku di rumah kata-kata itu masih terngiang di telingaku. Malamnya aku mulai berdoa menagis di di kaki Tuhan dan saat aku mulai masuk lebih intim lagi dalam hadirat-Nya aku merasakan ketenangan, suatu sukacita yang luarbiasa yang gak bisa dibandingkan dengan apapun di unia ini. Sejak saat itu pula aku berkomitmen hidupku untuk Tuhan karena Tuhan mengasihiku. Hari-hari berikutnya aku mulai mempercayakan hidupku kepada Tuhan dan akhirnya aku sadar pribadi yang kucari selama ini adalah Yesus Kristus. Kasihnya sungguh Indah, bahkan Ia mengasihiku lebih dari nyawa-Nya.
Sempat terlintas dipikiranku, “Apakah yang dapat ku harapkan dari dunia ini? Gak ada! Gak ada yang dapat ku harapkan dari dunia ini karena suatu saat dunia ini akan hancur. Begitu pula sebaliknya, Apakah yang dunia harapkan dari ku? Jawabannya tetap sama, Gak ada! Suatu saat aku kan pergi meninggalkan dunia ini. Tapi Apakah yang Kuharapkan Dari Yesus? Banyak hal yang ku harapkan dari-Nya karena Dialah harapanku. Aku berharap dapat meraih masa depan yang sesungguhnya bersama Tuhan . Karena masa depan yang sesungguhnya adalah Hidup dalam kekekalan bersama Tuhan di surga.
Tujuan hidupku yang utama adalah menyenangkan hati Tuhan. Aku hidup untuk Tuhan. Dan hal yang terpenting dalam hidupku adalah saat aku menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hatiku dan tanpa ragu mempercayakan hidupku seutuhnya kepadanya. Saat aku menyerahkan hidupku kepada Tuhan saat itu pula hidupku berubah. Aku mencintai Tuhan Karena Dia adalah Tuhan dan Rajaku, Juruselamatku, Bapaku, Cinta sejatiku, Sahabat sejatiku, Inspirasiku dan Segalanya bagiku. Tanpa Dia hidupku tidak berarti apa-apa!

Perjumpaan dengan Yesus membuat kehidupan seseorang berubah. Agar hidup menjadi berarti kita perlu mengalami perjumpaan dengan Yesus. Melalui perjumpaan pribadi dengan-Nya, dosa-dosa kita diampuni dan kita dijadikan ciptaan yang baru.

Bersyukurlah atas pengampunan yang sudah diberikan, dan mari hidup dengan menjadi saksi yang efektif melalui hidup yang baru.

Up Grade Your Capacity


Yesaya 54:2
“Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!”

Talenta diberikan Tuhan kepada semua manusia ciptaan-Nya. Setipa orang diberi talenta yang berbeda-beda, Baik jenis maupun jumlah, sesuai dengan kesanggupannya. Ada banyak orang puas diri dengan talenta yang dimilikinya sehingga tidak lagi merasa perlu meningkatkannya, atau mempergunakannya demi kemuliaan Tuhan. Talenta-talenta itu hanya ditimbun dan dinikmati sendiri tanpa ada kemajuan. Ini tidaklah diinginkan Tuhan. Talenta yang diberikan Tuhan kepada kita bukanlah hasil akhir, melainkan modal awal bagi kita untuk maju dan berhasil dalam hidup ini. Karena itu kita harus terus meningkatkan kapasitas kita baik lewat terus menerus belajar, mengikuti perkembangan jaman dan tentunya terus berdoa, selalu rajin bersekutu dengan Tuhan, agar hikmat kebijaksanaan akan terus Tuhan limpahkan bagi kita.
Yesaya menyampaikan firman Tuhan yang bertujuan untuk mengingatkan kita agar selalu meningkatkan kapasitas kita. Yesaya 54:2-3a merupakan sebuah pesan penting bagi kita untuk tidak berhenti mengembangkan kemampuan kita berdasarkan talenta yang telah Tuhan sediakan bagi kita. Amsal Salomo berkata “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.” (Amsal 10:4). Kemalasan hanyalah mengarahkan kita kepada kemiskinan, tetapi kerajinan akan membawa kita kepada kekayaan. Hal ini bukan saja berbicara mengenai rajin bekerja, namaun rajin untuk terus belajar, memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan, mengikuti perkembangan jaman berikut kemajuan-kemajuannya, dan tentu saja rajin membaca firman Tuhan agar kita jangan sampai mengalami kemiskinan rohani dan mudah disusupi iblis untuk menjatuhkan kita.
Jika hidup diibaratkan sebagai buah, selama kita masih hijau kita akan terus bertumbuh, namun begitu kita merasa sudah matang/masak, maka kita pun tinggal menunggu waktu untuk membusuk dan tidak lagi berarti. Semakin banyak kita tahu, semakin banyak pula yang kita tidak tahu. Seiring perjalanan waktu, segalanya berubah. Kemajuan teknologi, kemunculan inovasi-inovasi baru, perkembangan baru dan sebagainya akan terus berlangsung. Apa yang kita ketahui barulah secuil dari kebesaran Tuhan menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Tuhan tidak pernah menempatkan kita dalam wadah yang terlalu sempit untuk bertumbuh. Masih begitu banyak peluang tersedia di depan kita, dimana kita bisa terus mengembang ke kiri atau ke kanan. Mari kita tidak berpuas diri dengan apa yang telah kita miliki saat ini. Teruslah meningkatkan kapasitas diri agar talenta-talenta yang berasal dari Tuhan tidak terbuang sia-sia. Tetap semangat dalam Tuhan. Tuhan memberkati^^. [MTimes]

Tuhan telah memberi talenta, sekarang tugas kita untuk mengembangkannya.

Ketika aku berdiri di depan Allah pada akhir hidupku, aku berharap bahwa tidak ada satu talenta pun yang belum aku gunakan, dan bisa berkata, “Aku telah menggunakan segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku”. [Erma Bombeck]

Anda Berharga


Matius 10:31

Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.

Orang yang merasa tidak berharga di mata Tuhan, pasti hidupnya akan dicekam dengan berbagai perasaan negatif seperti takut, cemas, khawatir dsb. Orang tersebut merasa bahwa tidak ada siapapun yang memperdulikannya. Jika Anda memiliki perasaan ini sebaiknya perhatikanlah apa yang Tuhan katakan, jangan takut karena kamu lebih berharga dari banyak burung pipit. Jika satu burung pipit saja berharga di mata Tuhan, apalagi kita? Dalam hal ini terbukti bahwa Tuhan sangat peduli terhadap kita. Masalah yang harus kita pertanyakan di sini adalah mengapa kita berharga di mata Tuhan? Tentu bukan karena kita berbuat baik dan memiliki kelebihan-kelebihan tertentu yang karenanya Tuhan terkesima dan terbujuk untuk menghargai, memberkati dan mengasihi kita. Pertama, kita kita berharga dimata-Nya karena kita adalah hasil karya Tuhan sendiri yang diciptakan serupa dengan diri-Nya. Seperti seorang pelukis atau pemahat saat menghasilkan karya yang sangat bernilai, maka ia menjaga karya seni tersebut dengan hati, mereka menyayanginya, menjaganya agar tidak terjadi kerusakan.
Kedua, kita berharga di mata Tuhan karena di dalam diri kita ada unsur kekekalan. Dan Allah mempunyai rencan kekal atas seluruh umat manusia. Allah ingin manusia dapat menjadi kawan sekerja-Nya bukan pada saat hidup di dunia saja, tetapi juga pada saat di kehidupan yang kekal nanti. Kehidupan yang tidak ada lagi ratap dan air mata.
Jika memang Allah menghargai kita dengan bukti-bukti tersebut, marilah kita sekarang merenungkan bagaiman kita harus bersikap kepada Tuhan yang telah berbuat baik untuk kita. Untuk itu hendaknya kita jangan menjadi sombong dan angkuh. Tetapi sebaliknya kita harus jadi lebih rendah hati dan menyadari bahwa sesungguhnya kita hidup hanya di atas segala kemurahan dan kebaikan Tuhan semata. Terlebih lagi kita juga harus dapat menghargai kasih dan penghargaan yang telah Tuhan berikan kepada kita dengan cara bertumbuh dalam kebenaran dan mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar.
Dengan demikian kita akan menjadi anak-anak Tuhan yang tidak akan pernah menukar keselamatan yang telah Tuhan berikan ini dengan pangkat, karier, kesehatan, cinta dan pindah agama. [rhk]

Dunia tidak menganggap Anda berharga untuk mereka, tetapi Tuhan tidak pernah menganggap Anda tidak berharga.

Bersama Tuhan bersepeda


Amsal 16:19

Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.

Awalnya aku memandang Tuhan sebagai seorang pengamat; seorang hakim yang mencatat segala kesalahanku, sebagai bahan pertimbangan apakah aku akan dimasukkan ke surga atau dicampakkan kedalam neraka pada saat aku mati. Dia terasa jauh sekali, aku tidak mengenal-Nya. Ketika aku bertemu Yesus, pandanganku berubah. Hidupku menjadi arena balap sepeda, tetapi sepedanya adalah sepeda tandem, dan aku tahu bahwa Yesus duduk dibelakang, membantu aku mngayuh pedal sepeda.

Aku tidak tahu sejak kapan Yesus mengajakku bertukar tempat, tetapi sejak itu hidupku jadi berubah. Saat aku pegang kendali, aku tahu jalannya. Terasa membosankan dan dapat diprediksi. Hal itu tak berlangsung lama. Saat Yesus kembali pegang kendali, Ia tahu jalan yang terjal dengan kecepatan yang menegangkan. Ia membawaku mendaki gunung, juga melewati batu-batu karang yang terjal dengan kecepatan yang menegangkan. Saat-saat seperti itu, aku hanya biasa menggantungkan hidupku sepenuhnya pada-Nya! Terkadang rasanya seperti sesuatu yang ‘ gila’, Tetapi Ia berkata, “Ayo, kayuh terus pedalnya!” Aku takut, khawatir dan bertanya, “aku mau dibawa kemana?” Yesus tertawa dan tak menjawab, dan aku mulai belajar percaya. Aku melupakan kehidupan yang membosankan dan memasuki suatu petualangan baru yang mencengangkan. Dan aku berkata, “Aku takut!” Yesus menurunkan kecepatan, mengayuh santai sambil menggenggam tanganku.Ia membawaku kepada orang-orang yang menyediakan hadiah-hadiah yang aku perlukan … orang-orang itu membantu menyembuhkan aku, mereka menerimaku dan memberiku sukacita. Mereka membekaliku dengan hal-hal yang aku perlukan untuk melanjutkan perjalanan, perjalananku bersama Tuhanku. Lalu, kami pun kembali mengayuh sepeda kami. Yesus berkata kepadaku agar membagikan semua hadiah kepada semua orang yang membutuhkan. Maka, aku pun melaksanakannya. Aku membagikan hadiah itu kepada orang-orang yang kami jumpai, sesuai kebutuhan mereka. Ternyata memberi adalah sesuatu yang membahagiakan.

Semula aku tidak ingin mempercayakan hidupku sepenuhnya kepadaNya. Aku takut Ia menjadikan hidupku berantakan, tetapi Yesus tahu rahasia menagayuh sepeda. Ia tahu bagaimana menikung di tikungan tajam, melompati batu karang yang tinggi, terbang untuk mempercepat melewati tempat-tempat yang menakutkan. Aku belajar diam sementara terus mengayuh … menikmati pemandangan dan semilir angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku selama perjalanan bersama sahabatku yang setia: Yesus kristus. Dan ketika aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan, Yesus akan tersenyum dan berkata … “mengayulah terus, Aku bersamamu”. [MTimes]


Biarlah Tuhan yang memegang kendali hidupmu, maka jalanmu akan menyenagkan bersama Dia

Tetaplah Tenang!!


Yesaya 30:15
“dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu”

Semua kegelisahan merusak kebaikan. Ketenangan mendatangkan kebaikan dan pada saat yang sama menghancurkan kejahatan. Namaun, yang terjadi seringkali justru sebaliknya. Kita suka tergesa-gesa bertindak untuk menghancurkan hal-hal jahat yang terjadi disekitar kita, padahal itu semua keliru. Sebagai orang-orang percaya, kita seharusnya mempercayai siapakah Allah yang kita sembah. Dia bukanlah patung baal yang diam atau manusia yang terbatas kekuatannya. Dia adalah Raja di atas segala raja; Pencipta Alam Semesta; Tuhan Yang Maha Kuasa. Bahkan Dia adalah Pribadi yang senag berbicara kepada umat-Nya. Jadi, saat masalah dan rintangan datang menghadang janganlah berbuat apapun dahulu. Bertindaklah jika Allah telah memerintahkan-Nya. Tenanglah senantiasa bersama-Nya karena itu merupakan wujud dari rasa percaya. Kepercayaan yang seutuhnya dapat menenagkan jiwa Anda. Ketika dunia harus belajar bertindak cepat untuk mencapai sesuatu, maka Anda harus belajar tenang untuk mencapai sesuatu. Semua pekerjaan besar yang dilakukan untuk Allah harus diawali dengan membentuk ketenangan di dalam jiwa. Sumber: Red-Ko

Selasa, 06 Juli 2010

I had a dream that I had an interview with God.


I had a dream that I had an interview with God. I looked at the great mountains and saw the genius of his handiwork. I looked at the incredible beauty of a sunset and with much trembling thought about what God must be like. I had one big question to ask… and you ?


I looked at the great mountains and
saw the genius of His handiwork.

I looked at the incredible beauty of a sunset,
and with much trembling thought about what God must be like,

I had one big question I wanted to ask.

I turned towards Him,
but could not look upon God
because He dwelt in unapproachable light.

So I simply cried out,
“Why is there suffering and death”

He answered me from His Word:
“As by one man sin entered the world and death by sin.
And so death passed upon all men, for all have sinned.”

Then He said, “The soul that sins, shall die.”
I asked Him what sin was, and He said,
“Sin is Transgression of the Law”

He then thundered His Law:
You shall have no other gods before Me
You shall not make for yourself any idol.
You shall not misuse the name of the LORD your God.

Remember the Sabbath day by keeping it holy.
Honour your father and your mother.
You shall not murder.

And the word of Holy Scriptures:
“Do you not know that the wicked will not inherit the kingdom of God?
Do not be deceived: Neither the sexually immoral nor idolaters nor adulterers nor male prostitutes…” 1 Corinthians 6.9

and

“But the cowardly, the unbelieving, the vile, the murderers, the sexually immoral, those who practice magic arts, the idolaters and all liars – their place will be in the fiery lake of burning sulphur. This is the second death” Revelation 21.8

It suddenly dawned on me
that I had broken God’s Law many times
and would be condemned to Hell on the day of Judgement.

Not only had God seen my every sin,
but my own conscience condemned me.

When I asked God what I should do,
he said, “I didn’t send my son to condemn…

I then understood that God loved me so much
that He made provision for my forgiveness.
Jesus suffered and died for me.

He took my punishment upon Himself:

“Herein is love, not that we have lover God. But that he loved us
and sent His Son to be a substitute for our sins”

We broke God’s Law (the Ten Commandments),
and Jesus completely paid our fine.

“God commended His Love toward us, in that,
While we were yet sinners Christ died for us”
Then He rose from the dead and defeated death.

I suddenly awoke from my dream
and realised that I had a choice to make.

I could carry on dreaming that God wasn’t angry at sin’
and end up in Hell forever.

or

I could repent and trust in Jesus Christ as my Lord and Saviour
and receive God’s gift of everlasting life.

Kamis, 01 Juli 2010

Dia Mati Untukmu


Disebuah kebaktian seorang yang agak Tua berdiri dan bereaksi. Ia memulai kesaksiannya dengan berkata, "" seorang ayah, anaknya dan teman anak itu berlayar di laut pasifik, "lanjutnya," saat badai yang besar menghantam, dan ombak begitu tinggi, sang ayah tidk dapat menahan kapalnya dari badai besar itu, walaupun ia seorang pelaut yang handal. Ketiganya terhempas ke lautan bebas." orang tua itu terdiam sejenak, sambil membuat kontak mata degan dua orang pemuda yang sejak awal tampak tertarik dengan ceritanya. Dia pun melanjutkan,"sang ayah berusaha menggapai pelampung, namun ia harus membuat keputusan yang tersulit dalam hidupnya. Kepada siapa Ia harus melemparkan satu-satunya pelampung itu. Anaknya atau teman anaknya. Dia hanya punya beberapa detik saja untuk memutuskan." ayah itu tahu klo anaknya adalah seorang percaya, namun teman anaknya bukanlah seorang Kristen. Kegalauan gejolak hatinya untuk mengambil keputusan tidak sebanding dengan gejolak ombak yang begitu besarya saat itu. dan ketika sang ayah berteriak, "Aku mengasihimu, anakku!" dia pun melemparkan pelampung itu kearah teman anaknya. Pada saat itu dia menarik pelampung dan teman anaknya ke atas perahu, anaknya telah hilang dan lenyap ditelan ombak dalam gelapnya malam. Dan tubuh naknya tidak pernah ditemukan." "si ayah mengetahui kalo anaknya akan masuk ke dalam kekekala bersama Yesus. Dan ia tidak dapat membayangkan kalau teman anaknya itu masuk ke dalam kekekalan tanpa Yesus. Karena itu dia mengorbankan anaknya. Oh, betapa luar biasanya kasih Tuhan karena Ia juga melakukan hal yang sama untuk kita!

Beberapa menit setelah kebaktian usai, dua anak muda itu menghampiri orang tua itu.
"itu merupakan cerita yang sungguh luar biasa ," kata salah satu anak itu,"tetapi kupikir, sangat tidak masuk akal bagi seorang ayah untuk menyerahkan hidup anaknya dengan harapan bahwa anak yang satunya akan menjadi seorang kristen."orang tua itu menatap alkitabnya, lalu menjawab dengan senyuman di wajahnya,"hal itu memeng sungguh tidak masuk akal bukan? tapi saya ada disini hari ini untk memeberitahukan bahwa kenyataannya cerita itu memberi saya sebuah gambaran mengenai Tuhan yang telah memberikan anakNya untukku. Kalian tahu, anak-anak---aku adalah teman dari anaknya,"camkan hal ini, kamu bisa hidup, karena da seseorang yang sudah mati buatmu 2000 tahun yang lalu. Kebebasanmu itu berharga mahal.

Rabu, 30 Juni 2010

Dentang Kedatangan-Nya


Dentang Kedatangan-NyaTanda pergantian jam biasanya diawali dengan dengan dentangan lonceng. Jika jam menunjukkan pukul 3, maka dentangan lonceng yang terdengar juga akan sebanyak tiga kali. Demikian juga bila waktu menunjukkan pukul 12, maka akan terdengar 12 belas kali dentangan. Namun di desa Worseley, Inggris, jumlah dentangan untuk menunjukkan pukul satu bukanlah sekali melainkan tiga belas kali! Tentu ini tidak lazim. Mengapa? Rupanya beberapa pekerja di sana tetap saja bermalas-malasan untuk kembali bekerja ketika waktu istirahat selesai. Mereka beralasan, bahwa lonceng yang berbunyi satu kali tidak kedengaran. Itu sebabnya untuk memperjelas “ketulian” mereka, dentangan lonceng untuk menunjukkan jam satu dibuat 13 kali!

Barangkali alasan yang sama akan dipakai oleh banyak orang Kristen perihal kedatangan-Nya yang kedua kali. Kita mungkin akan mengatakan betapa tidak adilnya Tuhan, karena Ia datang tanpa memberitahu lebih dulu. Benarkah Tuhan datang kedua kali tanpa pemberitahuan lebih dulu? Hanya orang bebal yang akan berkata hal itu. Memang Ia tidak memberitahukan kapan tanggal, bulan dan tahun kedatangan-Nya yang kedua kali. Tapi bukankah Ia sudah memberitahukan dengan jelas tanda-tanda mengenai kedatangan-Nya? Bahkan, Ia tidak hanya memberikan satu tanda saja, melainkan begitu banyak tanda dibuat untuk menunjukkan bahwa kedatangan-Nya sudah dekat.

Kitanya saja yang mungkin sudah “ditulikan” oleh dunia ini sehingga kita tidak mendengar suara-Nya. Atau kita mungkin sudah “dibutakan” oleh dunia ini sehingga kita mengabaikan tanda-tanda yang menandai masa akhir jaman. Atau bisa juga kita sudah mati rasa dan kehilangan kepekaan, sehingga serangkaian peristiwa tentang perang, bencana alam yang terjadi dimana-mana, munculnya penyesat-penyesat dan nabi-nabi palsu, atau nubuatan-nubuatan yang sudah ditulis sebelumnya di dalam Alkitab kita anggap seperti angin lalu saja. Tidak menyadari bahwa semua peristiwa itu adalah dentang dan tanda bahwa kedatangan-Nya tak lama lagi.

Untuk menyadari kedatangan-Nya yang kedua kali, tak diperlukan dentang lonceng yang lebih keras, tapi diperlukan telinga yang lebih peka.

Rabu, 23 Juni 2010

Kemurahan Tuhan


Setiap orang ingin mendapatkan kemurahan dari Allah. Ada beberapa cara kita bisa memperoleh kemurahan Tuhan.
1. Melihat (Vision)
Melelui penglihatan kita bisa memperoleh kemurahan Allah yaitu melihat apa yang belum kelihatan. (2 raja-raja 6:16) dalam ayat ini kita melihat bahwa Elisa melihat apa yang belum kelihatan yang tidak dilihat oleh bujangnya.(2 kor4:17-18)disitu dikatakan bahwa hal yang kelihatan hanya bersifat sementara sedangkan yang tidak kelihatan adalah bersifat kekal. Terkadang penderitaan yang kita alami terasa sangat berat bahkan yang kita lihat adalah seberapa besar masalah itu bukan seberapa besar Tuhan yang ada disamping kita sehingga menyebabkan kita bersungut-sungut tapi percayalah penderitaan itu hanya besifat sementara karena itu hanyalah sebuah proses menuju kepada rencana Tuhan yang besar untuk satu hal yang telah Tuhan siapkan Bagi anak-anaknya.

Melalui teladan penglihatan Tuhan Yesus (Mat 4:19)bagimana Tuhan melihat Simon bukanlah sebagai penjala ikan melainkan sebagai penjala manusia. Ketika Tuhan memanggil Simon Tuhan tidak melihat simon dari apa yang kelihatan, tidak dengan memandang tampilan Luar Simon melainkan Tuhan melihat potensi diri yang ada dalam diri simon.

mampu melihat sebelum terjadi. Melaui Iman kita melihat apa yang tidak nyata menjadi nyata. seperti (2 korintus 5:7)"sebab hidup kami ini adlah hidup karena percaya, bukan karena melihat"

2. Berdoa
Dalam kitab (2 raja-raja 6:17)Meleui doa Tuhan akan memberika hikmat untuk menerima kemurahan Allah, itulah sebabnya Tuhan sangat ingin kita memiliki waktu pribadi untuk Intim dengan Tuhan.

3. Mengasihi
Tuhan sangat ingin kita mengikuti teladan Bapa. Bisa mengasihi sesama kita dan musuh-musuh kita (Mat 5:48). Roma 12:20-21

Kamis, 17 Juni 2010

Tuhan Baikkk Bangetttt!!!!


Hmm,, hemm,, sebenarnya sih hari ini gak pengen nulis-nulis atau apalah,,, karena hari ini terasa sibuk dan melelahkan banget. Lelah sih wajar habis hari ini ada ujian yang cukup berat dah gitu hrs belajar lagi buat ujian selanjutnya besok.Tapi gimana pun sibuknya dan lelahnya aku hari ini, aku pengen tetap bercerita tentang kebaikan Tuhan hari ini. Ceritanya gini..

Hari ini Rabu 16 Juni 2010 aku ada ujian, sebelum berangkat ujian aku terlebih dahulu berdoa dan menaikkan penyembahan kepada Tuhan. Ujian kali ini..hufttt.. Menurut ku dan beberapa temen lainnya, ini adalah ujian yang cukup berat.. Ujian dimulai pukul 08.30-12.00. Karena takut telat atau kena macet, jadi aku berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00 dengan mengendarai sepeda motor, kedengarannya sih emang berangkatnya kecepatan, sekedar info lokasi ujianq sangat jauh lho dari rumah makanya musti berangkat lebih awal.

setibaku dilokasi ujian, ternyata masih ada 1 jam lagi baru diperkenankan masuk ruangan. Semua peserta diperkenankan masuk ruangan pada pukul 08.30.. sementara menunggu waktu menunjukkan pukul 08.30, aku dan beberapa peserta lainnya bercerita sambil berkenalan. Tiba-tiba salah seorang peserta ujian bertanya kepadaku "hari ini harus membawa ijazah kan?" dan dengan enteng kujawab. "hmmm.. kurasa gak perlu! karena ujian sebelum-sebelumnya gak perlu bawa ijazah, yang perlu dibawa itu hanyalah kartu ujian dan perlengkapan lainnya", dengan heran Ia memandangiku sambil mengecek kartu ujiannya. Lalu aku pun berlalu dan duduk ditangga sambil mengamat-amati jam yang ebentar lagi akan menunjukkan pukul 08.30. Karena terasa sudah agak lama menunggu, akupun membuka kartu ujianku dan mengamat-amatinya. Tiba2 mataku tertuju ke sudut kiri bagian bawah kartu ujian yang bertuliskan "Perlengkapan yang harus dibawa pada saat ujian" ketika ku baca, sektika itupun aku terdiam sejenak karena tertera salah satu persyaratannya adalah harus membawa ijazah.. aku gak tau apa yang harus kulakukan. 5 menit lagi semua peserta akan masuk ruangan sedangkan ijazahku tertinggal dirumah.. Aku sedikit pusing dan bingung entah apa yang harus ku lakukan. Akhirnya aku mengeluarkan handphone dari tasku dan menelpon kakakq yang lag di rumah.. panggilan pertama gak diangkat.. panggilan kedua pun begitu.. panggilan ketiga juga tetap sama masih gak diagnkt juga. Aku tambah bingung dan terasa pengen nangis.. akhirnya aku mencoba menelpon ke telepon rumah tapi hasilnya nihil gak ada yang angkat... bener2 pengen nagis tapi tiba-tiba aku teringat akan salah satu ayat firman Tuhan yang berbunyi "Waktu aku takut aku ini percaya kepada-Mu Tuhan" (Maz 56:4) dan aku pun menyakinkan diriku kalau aku punya Tuhan yang besar dan dia sanggup menolongku. Akhirnya aku mencoba untuk menelpon sekali lagi dan Puji Tuhan teleponnya diangkat.. kemudian aku meminta kepada kakakku untuk mengantarkan ijazah ku. Tapi sejenak suara dari seberang terdiam kemudian Ia melanjutkan dan bertanya "Bgaimana caranya ku antarkan berkasmu sedangkan motor ada disitu kamu yang pake?". Aku pun dengan cepat menjawab "Coba pinjam motor anak kost yang di sebelah rumah". akhirnya Ia pun mengiyakan dan bersedia mengantarkannya untukku. Setelah itu aku sedikit terasa legah dan senang.

Kini jam menununjukkan pukul 08.30 dan itu adalah saatnya memasuki ruang ujian. Setiap ruangan diawasi oleh dua orang pengawas. Semua peserta diabsen ketika akan memasuki ruangan, tiba namaku dipanggil akupun segera masuk. Tp masih ada sedikit rasa takut.. kalau2.. huftt.. entahlah.. aku masih bingung bgmn pd saat pemeriksaan nanti?? apa yang harus ku katakan??? dah gitu berkas yang ku perlukan belum sampai juga. Lalu jarak antara rumahku dan lokasi ujian sangat jauh belum lagi kalau macet.. ckckck aku semakin bingung. Akhirnya lembar ujian pun dibagikan dengan segera aku pun mengisi dataku. Setelah mengisi data diri, kini pemeriksaan identitas pun dimulai. Aku semakin tidak tenang, yang dapat kulakukan hanyalah berdoa dan dengan IMAN aku yakin Tuhan pasti akan menolongku tepat pada waktunya. Pemeriksaan semakin dekat menuju kearahku akupun semakin pusing bercampur stres..hufttt apa yang hendakku katakan pada pengawas.. apakah mereka mau menerima alasanku dengan mengatakan berkaskuku masih dalam perjalanan.. entahlah... aku hanya bisa berdoa, berharap dan mengimani segala sesuatu akan baik-baik saja dan indah pada wktunya. Tp kini pikiranku mulai dipenuhi dengan berbagai alasan apa yang hendak ku katakan nanti. Aku semakin deg-degan kini Pemeriksaan telah sampai di nomor ..009 sedangkan nomor pesertaq 010.. hufftt aku tambah pusing tapi aku gak putus asa. Aku tetap percaya aku punya Tuhan yang HIDUP yang gak pernah ninggalin aku.. tiba-tiba pengawas menuju ke arahku untuk memeriksa kelengkapan data diriku. Tinggal beberapa langkah lagi sampai ke mejaku dan seketika itupun... tok.. tok.. terdengar suara ketukan pintu. Dengan yakin aku langsung berargumen bahwa itu adalah ketukan pintu dari kakakku yang mengantarkan berkasku. dan saat itu pula aku lagsung tersenyum dan hatiku dipenuhi suka cita. Hatiku langsung berkata "GOD is GOOOOOOddd!!!..!" tapi pintu belum dibuka oleh pengawas. Kemudian terdengar lagi.. tok..tok..tok.. lalu pengawas membuka pintu. Dengan cepat akupun mengarahkan pandanganku ke arah pintu dan di balik pintu itu aku melihat kakakku yang sedang memegang berkasku. Lalu pengawas yang menuju kearahku tadi berkata "pas tepat waktunya".. kemudian yang dipikiranku adalah.." Yesus gitu lho0!!!!" bersama Tuhan semuanya pasti akan baik-baik dan ajan gak ada yang mustahil. Akhirnya akupun melanjutkan ujainku..

Puji Tuhan ujian kali ini aku gak terlalu terasa terbebani. gak seperti ujian sebelumnya. Ujian kali ini terasa semuanya akan baik2 saja Karna Yesus besertaku. Apa pun hasilnya Itulah yang terbaik yang bisa ku lakukan. Dan aku percaya Tuhan punya rencana Indah atas hidupku..
Semua akan menjadi Indah pada waktu-Nya..


Thanks God!
I love You so muchhh..!!!
Praise The Lord!
SEE YOU NEXT TIME.. GOD BLESS YOU!!!

Popular Posts