Jesus answered, "I am the way and the truth and the life! without me, no one can go to the Father" Tuhan, ajar kami untuk tetap setia akan kebenaran FirmanMu.. Biarlah kami menjadi pribadi yang Takut akan Tuhan dan menghandalkan Engkau dalam segala hal dan ajarilah Kami untuk selalu bersyukur kepada Mu.

Jesus answered, "I am the way and the truth and the life! without me, no one can go to the Father" Tuhan, ajar kami untuk tetap setia akan kebenaran FirmanMu.. Biarlah kami menjadi pribadi yang Takut akan Tuhan dan menghandalkan Engkau dalam segala hal dan ajarilah Kami untuk selalu bersyukur kepada Mu.

Jesus answered, "I am the way and the truth and the life! without me, no one can go to the Father" Tuhan, ajar kami untuk tetap setia akan kebenaran FirmanMu.. Biarlah kami menjadi pribadi yang Takut akan Tuhan dan menghandalkan Engkau dalam segala hal dan ajarilah Kami untuk selalu bersyukur kepada Mu.

Jesus answered, "I am the way and the truth and the life! without me, no one can go to the Father" Tuhan, ajar kami untuk tetap setia akan kebenaran FirmanMu.. Biarlah kami menjadi pribadi yang Takut akan Tuhan dan menghandalkan Engkau dalam segala hal dan ajarilah Kami untuk selalu bersyukur kepada Mu.

Jesus answered, "I am the way and the truth and the life! without me, no one can go to the Father" Tuhan, ajar kami untuk tetap setia akan kebenaran FirmanMu.. Biarlah kami menjadi pribadi yang Takut akan Tuhan dan menghandalkan Engkau dalam segala hal dan ajarilah Kami untuk selalu bersyukur kepada Mu.

Kamis, 08 Juli 2010

Isi Hatiku..

2 Korintus 5:17

“Jadi siapa saja yang ada di dalam kristus, ia adalah ciptaan baru : yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

Aku adalah seorang yang haus akan kasih Tuhan, seorang yang sangat membutuhkan kasih dari pribadi yang hangat dan dapat mengerti aku.. Itulah kalimat yang paling tepat untuk menggambarkan diriku. Bertahun-tahun aku mencari pribadi tersebut namun sangat sulit untuk menemukannya di dunia ini. Hingga akhirnya suatu ketika aku mengalami begitu banyak cobaan bahkan aku merasa ini adalah hal yang sangat sulit untuk ku lalui seorang diri. Yang bisa ku lakukan hanyalah mencari ketenangan dan menuangkan isi hatiku di sebuah diary, namun hal itu tetap saja tidak dapat memberikan ketenangan bagiku. Yang selalu terngiang dipikiranku adalah aku butuh sahabat yang bisa mengerti aku dan selalu ada disampingku. Sejak SMA aku mempunyai seorang sahabat kami saling mempercayai satu sama lain namun ada satu hal yang tidak dapat ku percayakan kepadanya, yaitu hidupku.
Suatu ketika aku mempunyai kerinduan untuk pergi ke menara doa, disana aku bertemu dengan beberapa pendoa. Ketika itu kami berdoa dengan sungguh-sungguh dan kami sangat merasakan hadirat Tuhan hadir di tengah-tengah kami. Usai berdoa seorang pendoa berkata kepadaku aku mendengar suara yang berkata kada Desi “Aku mengasihimu!”. Sontak saja aku kaget dan dipenuhi rasa suka cita. Setibaku di rumah kata-kata itu masih terngiang di telingaku. Malamnya aku mulai berdoa menagis di di kaki Tuhan dan saat aku mulai masuk lebih intim lagi dalam hadirat-Nya aku merasakan ketenangan, suatu sukacita yang luarbiasa yang gak bisa dibandingkan dengan apapun di unia ini. Sejak saat itu pula aku berkomitmen hidupku untuk Tuhan karena Tuhan mengasihiku. Hari-hari berikutnya aku mulai mempercayakan hidupku kepada Tuhan dan akhirnya aku sadar pribadi yang kucari selama ini adalah Yesus Kristus. Kasihnya sungguh Indah, bahkan Ia mengasihiku lebih dari nyawa-Nya.
Sempat terlintas dipikiranku, “Apakah yang dapat ku harapkan dari dunia ini? Gak ada! Gak ada yang dapat ku harapkan dari dunia ini karena suatu saat dunia ini akan hancur. Begitu pula sebaliknya, Apakah yang dunia harapkan dari ku? Jawabannya tetap sama, Gak ada! Suatu saat aku kan pergi meninggalkan dunia ini. Tapi Apakah yang Kuharapkan Dari Yesus? Banyak hal yang ku harapkan dari-Nya karena Dialah harapanku. Aku berharap dapat meraih masa depan yang sesungguhnya bersama Tuhan . Karena masa depan yang sesungguhnya adalah Hidup dalam kekekalan bersama Tuhan di surga.
Tujuan hidupku yang utama adalah menyenangkan hati Tuhan. Aku hidup untuk Tuhan. Dan hal yang terpenting dalam hidupku adalah saat aku menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hatiku dan tanpa ragu mempercayakan hidupku seutuhnya kepadanya. Saat aku menyerahkan hidupku kepada Tuhan saat itu pula hidupku berubah. Aku mencintai Tuhan Karena Dia adalah Tuhan dan Rajaku, Juruselamatku, Bapaku, Cinta sejatiku, Sahabat sejatiku, Inspirasiku dan Segalanya bagiku. Tanpa Dia hidupku tidak berarti apa-apa!

Perjumpaan dengan Yesus membuat kehidupan seseorang berubah. Agar hidup menjadi berarti kita perlu mengalami perjumpaan dengan Yesus. Melalui perjumpaan pribadi dengan-Nya, dosa-dosa kita diampuni dan kita dijadikan ciptaan yang baru.

Bersyukurlah atas pengampunan yang sudah diberikan, dan mari hidup dengan menjadi saksi yang efektif melalui hidup yang baru.

Up Grade Your Capacity


Yesaya 54:2
“Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!”

Talenta diberikan Tuhan kepada semua manusia ciptaan-Nya. Setipa orang diberi talenta yang berbeda-beda, Baik jenis maupun jumlah, sesuai dengan kesanggupannya. Ada banyak orang puas diri dengan talenta yang dimilikinya sehingga tidak lagi merasa perlu meningkatkannya, atau mempergunakannya demi kemuliaan Tuhan. Talenta-talenta itu hanya ditimbun dan dinikmati sendiri tanpa ada kemajuan. Ini tidaklah diinginkan Tuhan. Talenta yang diberikan Tuhan kepada kita bukanlah hasil akhir, melainkan modal awal bagi kita untuk maju dan berhasil dalam hidup ini. Karena itu kita harus terus meningkatkan kapasitas kita baik lewat terus menerus belajar, mengikuti perkembangan jaman dan tentunya terus berdoa, selalu rajin bersekutu dengan Tuhan, agar hikmat kebijaksanaan akan terus Tuhan limpahkan bagi kita.
Yesaya menyampaikan firman Tuhan yang bertujuan untuk mengingatkan kita agar selalu meningkatkan kapasitas kita. Yesaya 54:2-3a merupakan sebuah pesan penting bagi kita untuk tidak berhenti mengembangkan kemampuan kita berdasarkan talenta yang telah Tuhan sediakan bagi kita. Amsal Salomo berkata “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.” (Amsal 10:4). Kemalasan hanyalah mengarahkan kita kepada kemiskinan, tetapi kerajinan akan membawa kita kepada kekayaan. Hal ini bukan saja berbicara mengenai rajin bekerja, namaun rajin untuk terus belajar, memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan, mengikuti perkembangan jaman berikut kemajuan-kemajuannya, dan tentu saja rajin membaca firman Tuhan agar kita jangan sampai mengalami kemiskinan rohani dan mudah disusupi iblis untuk menjatuhkan kita.
Jika hidup diibaratkan sebagai buah, selama kita masih hijau kita akan terus bertumbuh, namun begitu kita merasa sudah matang/masak, maka kita pun tinggal menunggu waktu untuk membusuk dan tidak lagi berarti. Semakin banyak kita tahu, semakin banyak pula yang kita tidak tahu. Seiring perjalanan waktu, segalanya berubah. Kemajuan teknologi, kemunculan inovasi-inovasi baru, perkembangan baru dan sebagainya akan terus berlangsung. Apa yang kita ketahui barulah secuil dari kebesaran Tuhan menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Tuhan tidak pernah menempatkan kita dalam wadah yang terlalu sempit untuk bertumbuh. Masih begitu banyak peluang tersedia di depan kita, dimana kita bisa terus mengembang ke kiri atau ke kanan. Mari kita tidak berpuas diri dengan apa yang telah kita miliki saat ini. Teruslah meningkatkan kapasitas diri agar talenta-talenta yang berasal dari Tuhan tidak terbuang sia-sia. Tetap semangat dalam Tuhan. Tuhan memberkati^^. [MTimes]

Tuhan telah memberi talenta, sekarang tugas kita untuk mengembangkannya.

Ketika aku berdiri di depan Allah pada akhir hidupku, aku berharap bahwa tidak ada satu talenta pun yang belum aku gunakan, dan bisa berkata, “Aku telah menggunakan segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku”. [Erma Bombeck]

Anda Berharga


Matius 10:31

Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.

Orang yang merasa tidak berharga di mata Tuhan, pasti hidupnya akan dicekam dengan berbagai perasaan negatif seperti takut, cemas, khawatir dsb. Orang tersebut merasa bahwa tidak ada siapapun yang memperdulikannya. Jika Anda memiliki perasaan ini sebaiknya perhatikanlah apa yang Tuhan katakan, jangan takut karena kamu lebih berharga dari banyak burung pipit. Jika satu burung pipit saja berharga di mata Tuhan, apalagi kita? Dalam hal ini terbukti bahwa Tuhan sangat peduli terhadap kita. Masalah yang harus kita pertanyakan di sini adalah mengapa kita berharga di mata Tuhan? Tentu bukan karena kita berbuat baik dan memiliki kelebihan-kelebihan tertentu yang karenanya Tuhan terkesima dan terbujuk untuk menghargai, memberkati dan mengasihi kita. Pertama, kita kita berharga dimata-Nya karena kita adalah hasil karya Tuhan sendiri yang diciptakan serupa dengan diri-Nya. Seperti seorang pelukis atau pemahat saat menghasilkan karya yang sangat bernilai, maka ia menjaga karya seni tersebut dengan hati, mereka menyayanginya, menjaganya agar tidak terjadi kerusakan.
Kedua, kita berharga di mata Tuhan karena di dalam diri kita ada unsur kekekalan. Dan Allah mempunyai rencan kekal atas seluruh umat manusia. Allah ingin manusia dapat menjadi kawan sekerja-Nya bukan pada saat hidup di dunia saja, tetapi juga pada saat di kehidupan yang kekal nanti. Kehidupan yang tidak ada lagi ratap dan air mata.
Jika memang Allah menghargai kita dengan bukti-bukti tersebut, marilah kita sekarang merenungkan bagaiman kita harus bersikap kepada Tuhan yang telah berbuat baik untuk kita. Untuk itu hendaknya kita jangan menjadi sombong dan angkuh. Tetapi sebaliknya kita harus jadi lebih rendah hati dan menyadari bahwa sesungguhnya kita hidup hanya di atas segala kemurahan dan kebaikan Tuhan semata. Terlebih lagi kita juga harus dapat menghargai kasih dan penghargaan yang telah Tuhan berikan kepada kita dengan cara bertumbuh dalam kebenaran dan mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar.
Dengan demikian kita akan menjadi anak-anak Tuhan yang tidak akan pernah menukar keselamatan yang telah Tuhan berikan ini dengan pangkat, karier, kesehatan, cinta dan pindah agama. [rhk]

Dunia tidak menganggap Anda berharga untuk mereka, tetapi Tuhan tidak pernah menganggap Anda tidak berharga.

Bersama Tuhan bersepeda


Amsal 16:19

Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.

Awalnya aku memandang Tuhan sebagai seorang pengamat; seorang hakim yang mencatat segala kesalahanku, sebagai bahan pertimbangan apakah aku akan dimasukkan ke surga atau dicampakkan kedalam neraka pada saat aku mati. Dia terasa jauh sekali, aku tidak mengenal-Nya. Ketika aku bertemu Yesus, pandanganku berubah. Hidupku menjadi arena balap sepeda, tetapi sepedanya adalah sepeda tandem, dan aku tahu bahwa Yesus duduk dibelakang, membantu aku mngayuh pedal sepeda.

Aku tidak tahu sejak kapan Yesus mengajakku bertukar tempat, tetapi sejak itu hidupku jadi berubah. Saat aku pegang kendali, aku tahu jalannya. Terasa membosankan dan dapat diprediksi. Hal itu tak berlangsung lama. Saat Yesus kembali pegang kendali, Ia tahu jalan yang terjal dengan kecepatan yang menegangkan. Ia membawaku mendaki gunung, juga melewati batu-batu karang yang terjal dengan kecepatan yang menegangkan. Saat-saat seperti itu, aku hanya biasa menggantungkan hidupku sepenuhnya pada-Nya! Terkadang rasanya seperti sesuatu yang ‘ gila’, Tetapi Ia berkata, “Ayo, kayuh terus pedalnya!” Aku takut, khawatir dan bertanya, “aku mau dibawa kemana?” Yesus tertawa dan tak menjawab, dan aku mulai belajar percaya. Aku melupakan kehidupan yang membosankan dan memasuki suatu petualangan baru yang mencengangkan. Dan aku berkata, “Aku takut!” Yesus menurunkan kecepatan, mengayuh santai sambil menggenggam tanganku.Ia membawaku kepada orang-orang yang menyediakan hadiah-hadiah yang aku perlukan … orang-orang itu membantu menyembuhkan aku, mereka menerimaku dan memberiku sukacita. Mereka membekaliku dengan hal-hal yang aku perlukan untuk melanjutkan perjalanan, perjalananku bersama Tuhanku. Lalu, kami pun kembali mengayuh sepeda kami. Yesus berkata kepadaku agar membagikan semua hadiah kepada semua orang yang membutuhkan. Maka, aku pun melaksanakannya. Aku membagikan hadiah itu kepada orang-orang yang kami jumpai, sesuai kebutuhan mereka. Ternyata memberi adalah sesuatu yang membahagiakan.

Semula aku tidak ingin mempercayakan hidupku sepenuhnya kepadaNya. Aku takut Ia menjadikan hidupku berantakan, tetapi Yesus tahu rahasia menagayuh sepeda. Ia tahu bagaimana menikung di tikungan tajam, melompati batu karang yang tinggi, terbang untuk mempercepat melewati tempat-tempat yang menakutkan. Aku belajar diam sementara terus mengayuh … menikmati pemandangan dan semilir angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku selama perjalanan bersama sahabatku yang setia: Yesus kristus. Dan ketika aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan, Yesus akan tersenyum dan berkata … “mengayulah terus, Aku bersamamu”. [MTimes]


Biarlah Tuhan yang memegang kendali hidupmu, maka jalanmu akan menyenagkan bersama Dia

Tetaplah Tenang!!


Yesaya 30:15
“dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu”

Semua kegelisahan merusak kebaikan. Ketenangan mendatangkan kebaikan dan pada saat yang sama menghancurkan kejahatan. Namaun, yang terjadi seringkali justru sebaliknya. Kita suka tergesa-gesa bertindak untuk menghancurkan hal-hal jahat yang terjadi disekitar kita, padahal itu semua keliru. Sebagai orang-orang percaya, kita seharusnya mempercayai siapakah Allah yang kita sembah. Dia bukanlah patung baal yang diam atau manusia yang terbatas kekuatannya. Dia adalah Raja di atas segala raja; Pencipta Alam Semesta; Tuhan Yang Maha Kuasa. Bahkan Dia adalah Pribadi yang senag berbicara kepada umat-Nya. Jadi, saat masalah dan rintangan datang menghadang janganlah berbuat apapun dahulu. Bertindaklah jika Allah telah memerintahkan-Nya. Tenanglah senantiasa bersama-Nya karena itu merupakan wujud dari rasa percaya. Kepercayaan yang seutuhnya dapat menenagkan jiwa Anda. Ketika dunia harus belajar bertindak cepat untuk mencapai sesuatu, maka Anda harus belajar tenang untuk mencapai sesuatu. Semua pekerjaan besar yang dilakukan untuk Allah harus diawali dengan membentuk ketenangan di dalam jiwa. Sumber: Red-Ko

Selasa, 06 Juli 2010

I had a dream that I had an interview with God.


I had a dream that I had an interview with God. I looked at the great mountains and saw the genius of his handiwork. I looked at the incredible beauty of a sunset and with much trembling thought about what God must be like. I had one big question to ask… and you ?


I looked at the great mountains and
saw the genius of His handiwork.

I looked at the incredible beauty of a sunset,
and with much trembling thought about what God must be like,

I had one big question I wanted to ask.

I turned towards Him,
but could not look upon God
because He dwelt in unapproachable light.

So I simply cried out,
“Why is there suffering and death”

He answered me from His Word:
“As by one man sin entered the world and death by sin.
And so death passed upon all men, for all have sinned.”

Then He said, “The soul that sins, shall die.”
I asked Him what sin was, and He said,
“Sin is Transgression of the Law”

He then thundered His Law:
You shall have no other gods before Me
You shall not make for yourself any idol.
You shall not misuse the name of the LORD your God.

Remember the Sabbath day by keeping it holy.
Honour your father and your mother.
You shall not murder.

And the word of Holy Scriptures:
“Do you not know that the wicked will not inherit the kingdom of God?
Do not be deceived: Neither the sexually immoral nor idolaters nor adulterers nor male prostitutes…” 1 Corinthians 6.9

and

“But the cowardly, the unbelieving, the vile, the murderers, the sexually immoral, those who practice magic arts, the idolaters and all liars – their place will be in the fiery lake of burning sulphur. This is the second death” Revelation 21.8

It suddenly dawned on me
that I had broken God’s Law many times
and would be condemned to Hell on the day of Judgement.

Not only had God seen my every sin,
but my own conscience condemned me.

When I asked God what I should do,
he said, “I didn’t send my son to condemn…

I then understood that God loved me so much
that He made provision for my forgiveness.
Jesus suffered and died for me.

He took my punishment upon Himself:

“Herein is love, not that we have lover God. But that he loved us
and sent His Son to be a substitute for our sins”

We broke God’s Law (the Ten Commandments),
and Jesus completely paid our fine.

“God commended His Love toward us, in that,
While we were yet sinners Christ died for us”
Then He rose from the dead and defeated death.

I suddenly awoke from my dream
and realised that I had a choice to make.

I could carry on dreaming that God wasn’t angry at sin’
and end up in Hell forever.

or

I could repent and trust in Jesus Christ as my Lord and Saviour
and receive God’s gift of everlasting life.

Kamis, 01 Juli 2010

Dia Mati Untukmu


Disebuah kebaktian seorang yang agak Tua berdiri dan bereaksi. Ia memulai kesaksiannya dengan berkata, "" seorang ayah, anaknya dan teman anak itu berlayar di laut pasifik, "lanjutnya," saat badai yang besar menghantam, dan ombak begitu tinggi, sang ayah tidk dapat menahan kapalnya dari badai besar itu, walaupun ia seorang pelaut yang handal. Ketiganya terhempas ke lautan bebas." orang tua itu terdiam sejenak, sambil membuat kontak mata degan dua orang pemuda yang sejak awal tampak tertarik dengan ceritanya. Dia pun melanjutkan,"sang ayah berusaha menggapai pelampung, namun ia harus membuat keputusan yang tersulit dalam hidupnya. Kepada siapa Ia harus melemparkan satu-satunya pelampung itu. Anaknya atau teman anaknya. Dia hanya punya beberapa detik saja untuk memutuskan." ayah itu tahu klo anaknya adalah seorang percaya, namun teman anaknya bukanlah seorang Kristen. Kegalauan gejolak hatinya untuk mengambil keputusan tidak sebanding dengan gejolak ombak yang begitu besarya saat itu. dan ketika sang ayah berteriak, "Aku mengasihimu, anakku!" dia pun melemparkan pelampung itu kearah teman anaknya. Pada saat itu dia menarik pelampung dan teman anaknya ke atas perahu, anaknya telah hilang dan lenyap ditelan ombak dalam gelapnya malam. Dan tubuh naknya tidak pernah ditemukan." "si ayah mengetahui kalo anaknya akan masuk ke dalam kekekala bersama Yesus. Dan ia tidak dapat membayangkan kalau teman anaknya itu masuk ke dalam kekekalan tanpa Yesus. Karena itu dia mengorbankan anaknya. Oh, betapa luar biasanya kasih Tuhan karena Ia juga melakukan hal yang sama untuk kita!

Beberapa menit setelah kebaktian usai, dua anak muda itu menghampiri orang tua itu.
"itu merupakan cerita yang sungguh luar biasa ," kata salah satu anak itu,"tetapi kupikir, sangat tidak masuk akal bagi seorang ayah untuk menyerahkan hidup anaknya dengan harapan bahwa anak yang satunya akan menjadi seorang kristen."orang tua itu menatap alkitabnya, lalu menjawab dengan senyuman di wajahnya,"hal itu memeng sungguh tidak masuk akal bukan? tapi saya ada disini hari ini untk memeberitahukan bahwa kenyataannya cerita itu memberi saya sebuah gambaran mengenai Tuhan yang telah memberikan anakNya untukku. Kalian tahu, anak-anak---aku adalah teman dari anaknya,"camkan hal ini, kamu bisa hidup, karena da seseorang yang sudah mati buatmu 2000 tahun yang lalu. Kebebasanmu itu berharga mahal.

Popular Posts